edisi disempurnakan, setelah ada yg kepanasan!! hehe...
Seperti Apa Konsep "al-Kasb" Imam Asy'ari: AYO SINAHU MANEH KANG....!!
Oleh: Utsman Zahid as-Sidany
Tentang Liwa'-Royah, secara faktual berdasar keputusan mendagri --- tentu setelah secara syar'iy terbukti berdasar hadits2 yg ada, baik secara istidlal mau isti'nas--- telah terbukti sbg bendera Umat Islam; bukan punya HT, apalagi HTI. Krn itu istirahat dulu gak bahas liwa'-royah.
Tentang Qadha'-Qodar, di mana kang Idrus Romli membuat kedustaan tentangnya terhadap Hizbut Tahrir, dengan menyatakan bahwa Hizbut Tahrir akidahnya Mu'tazilah/Qadiriyah, juga sdh saya bantah panjang kali lebar pd postingan saya sebelumnya, ( baca di link berikut):
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10205004298824198&id=1743896789
==============
Tentang konsep "Kasab" Imam Asy'ari insyaAllah kpn2 saya ulas, di mana pada intinya, "kasab" digagas oleh beliau sebagai jalan keluar dari polemik mazhab Mu'tazilah yg ekatrim kanan, dan mazhab Jabariyah yg ekstrim kiri. Namun, konsep "Kasab" ini ternyata tdk clear. Sebab, ulama mazhab Asy'ari sendiri terpecah jadi tiga mazhab dalam memahami konsep yang kalau dalam istilah Maturidiyah disebut dg "Ikhtiyar". Bahkan, satu dari tiga mazhab internal Asya'irah dapat dibilang mazhab Mu'tazilah itu sendiri. Meski tentu juga bukan mazhab Mu'tazilah, namun sangat dekat sekali. Mazhab ini adalah Mazhab Imam Haramain di dalam ar-Risalah an Nizhomiyah, karya terakhir beliau (mazhab jadid). Dalam hal ini, Tajuddin as-Subky mengatakan:
ولإمام الحرمين والغزالي مذهب يزيد على المذهبين جميعا، ويدنو كل دنو من الإعتزال وليس هو.
Imam Haramain dan al-Ghazali memiliki pandangan yg berbeda dengan dua mazhab di atas, dan dekat sekali kepada mazhab Mu'tazilah, meski (tentu) bukan mazhab Mu'tazilah.
******
Di dalam kitab Ar-Risalah an-Nizhomiyah, beliau (Imam Haramain) mengatakan:
إن القدرة الحادثة تؤثر في أصل إيجاد الفعل.
Sesungguhnya qudrah manusia memiliki ta'tsir terhadap pokok penciptaan sebuah perbuatan.
Plek, alias persis, dg Mu'tazilah.
Ketika mengomentari pendapat ini, guru dari guri kami, Syekh Abul Fadhol mengatakan:
(كما قاله المعتزلة) الا أنه قال: إنما يوقع ما يوقعه على أقدار قدرها الله تعالى.
Pebdapat ini seperti dikatakan oleh Mu'tazilah. Hanya saja Imam Haramain mengatakan: Namun, manusia hanya dapat mewujudkan apa yg dia dapat wujudkan di atas qadar yg telah Allah tetapkan.
Al-Haramain juga mengatakan:
إن هذا المذهب هو الجامع لمحاسن المذاهب، فإن القدرة إذا لم تؤثر من وجه ألبتة لم يحسن التكليف ولا تخصيص فعل بثواب ولا عقاب.
Sesungguhnya mazhab ini adalah mazhab yg menghimpun berbagai kebaikan yg ada pada beberapa mazhab. Sebab, jika qudrah manusia tdk memiliki pengaruh sama sekali, tentu tdk layak manusia mendapat taklif (beban perintah/larangan) dan tdk layak pula sebuah perbuatan dibalas dg pahala atau sebaliknya dg siksa.
Nah, Plek Mu'tazilah kan?
=============
Itulah pandangan al-Haramain tentang " kasab". Meski sebagian Asya'irah menyangkal itu pendapat Imam Haramain, namun fakta tidak bisa terbantahkan, sebagaimana kata guru dari guru kami, Syekh Abu Fadhol Senori, di dalam ad-Durr al-Farid, mengutip dari Al-'Allamah Abu Salim al-'Ayyasyi, di dalam Rihlahnya, tentang biografi Al-Arif al-Imam Mula al-Kurani.
Al-'Ayyasyi mengatakan:
وما فعل رضي الله عنه من تأويلها وتبيين معناها على حسب ما ظهر وإن كان فيه غموض على إفهام كثير من الناس، أولى مما فعله كثير من المشايخ ببطلانها والتشنيع على الإمام وعلى من نسبها إليه وأنكروا وجودها في كتبه. وذلك قصور منهم ، فإنها قولة صحت عن الإمام في رسالته النظامية التي هي من من أواخر مؤلفاته، ولذلك لم يتردد المتقدمون بنسبتها إليه لإحاطتهم بأخبار الإمام ومطالعتهم لكتبه. ولما لم تشتهر هذه الرسالة لتأخرها كاشتهار الإرشاد وغيره لم تبلغ إلى بعض المتأخرين فأنكروا وجود القولة المشهورة في شيء من كتب الإمام وظن أنها مفتعلة عليه.....
Apa yg dilakukan oleh Imam Mula al-Kurani, yakni pentakwilan terhadap perkataan Imam Haramain dan penjelasan terhadap maksudnya sesuai yg nampak (bagi beliau), meski mengandung ketidak-jelasan bagi pemahaman banyak orang, JAUH lebih baik dari pada yg dilakukan oleh banyak masyayikh dg cara menyatakan kebatilan pendapat tersebut, mencela Imam Haramain, dan org2 yg menisbatkannya kepada beliau, serta mengingkari adanya perkataan tersebut di dalam kitab2 beliau. Hal ini karena kurangnya telaah mereka. Pendapat ini benar-benar pendapat Imam Haramain di dalam Ar-Risalah an-Nizhomiyah yg merupakan diantara karya beliau yg terakhir. Oleh sebab itu, para ulama mutaqaddimun tidak ragu2 menisbatkan kepada beliau, karena keluasan pemahaman mereka tentang Imam Haramain dan luasnya telah mereka terhadap kitab2 Imam Haramain. Mengingat memang kitab ini tidak terkenal, karena dikarang belakangan, seperti terkenalnya kitab beliau al-Irsyad dan yang lain, maka kitab ini tidak sampai kepada sebagian ulama muta'akhirin, dan akibatnya mereka mengingkari bahwa mazhab yg terkenal ini terdapat di dalam kitab beliau, mereka mengira pendapat ini kepalsuan atas nama beliau.....
==========
Jadi, dengan adanya pengingkaran sebagaian ulama Asya'irah, yg kata al-'Ayyasyi, kurang tela'ah, terhadap perkataan Imam Haramain, menunjukkan betapa dekatnya dan miripnya pendapat beliau dengan Mu'tazilah.
Sebagian pihak yg membantah hal ini dengan mengemukakan pendapat Imam Haramaian di al-Irsyad, telah terbantahkan dg penjelasan al-'Allamah al-'Ayyasyi di atas.
Jadi, sementara saya simpulkan, org yg mengatakan Hizbut Tahrir itu Mu'tazilah,--- padahal Hizbut Tahrir tdk "seberani" Imam Haramain, bahkan Hizbut Tahrir tidak mau bahas yg seperti ini, krn di luar wilayah akal manusia,---- sebenarnya dia telah membuka aibnya sendiri; tidak paham isi kitab Hizbut Tahrir, dan katrok, alias kurang piknik dg kitab-kitab Asya'irah sendiri.
Tapi bahas kayak gini sungguh sangat melelahkan,
Oleh sebab itu, saya tak referesing dulu, piknik, santai dulu...tak ngeloni si hitam manis ini 👇
Tidak ada komentar:
Posting Komentar